berkawan dg si bejad - al hikam
{وَلَأَنْ
تَصْحَبَ جَاهِلاً لاَ يَرْضَى عَنْ نَفْسِهِ خَيْرً لَكَ مِنْ أَنْ تَصْحَبَ عَالِـمًا
يَرْضَى عَنْ نَفْسِهِ}
Dan
sekiranya engkau berkawan dengan orang bodoh, buta huruf tapi anti terhadap
nafsunya, itu lebih dari pada berkawan dengan orang yang alim orang cerdik
orang pandai tapi masih dijajah oleh imperialis nafsunya.
Oleh
karena, berkawan itu nular atau mempengaruhi, anak yang berkawan dengan anak
lain yang nakal, dia ketularan menjadi anak nakal. Berkawan dengan orang yang
bejad akhlaqnya, sedikit banyak ketularan. Berkawan dengan orang yang
senaiatiasa dikuasai oleh nafsu, LINNAFSI BINNAFSI, ketularan ! oleh karena itu
di sini diperingatkan jangan sampai berkawan dengan orang yang akhlaqnya bejad,
orang yang tidak senantiasa LILLAH BILLAH !. Tetapi berkawanlah dengan orang
yang baik akhlaqnya yang anti pada nafsunya.
Itu
dalam bidang peningkatan kesadaran kecuali dalam bidang penyiaran, bidang
penyiaran malah harus mempergauli orang-orang yang bejad untuk di tolong di
selamatkan dari kebejatanya!. Bidang berkawan harus dari orang-orang yang
akhlaq-akhalqnya lebib baik !. Jadi dalam bidang penyiaran justru kita harus banyak mempergauli orang-orang bejad
untuk ditolong di selamatkan dari kebejatanya!. Bidang berkawan harus dari
orang-orang yang akhlaq-akhalqnya lebib baik !. Jadi dalam bidang penyiaran
justru kita harus banyak mempergauli
orang-orang yang rusak-rusak. Ibarat orang sakit yang parah harus didahulukan
selak keburu mati otomatis jika ada kemungkinan dan terutama mereka-mereka yang masih ada harapan. Harapan
untuk sembuh dari kebejatan akhlaqnya. Insya Allah dalam bidang penyiaran ini
asal sungguh-suagguh Insya Allah tertolong. Asal kita sungguh-sungguh didalam
kita menolong mereka yang sangat parah itu.
Jadi
kembali lagi, “ WA LAANTASHAB JAAHILAN LA YARDLO 'AN NAFSIHI KHOIRUN MIN AN
TASHAB ‘AALIMAN YARDLO 'AN NAFSIHI’'.
Berkawan dengan orang bodoh, yang buta huruf yang tidak dikuasai nafsunya malah
dapat menguasai mengarahkan nafsunya, itu lebih baik dari pada berkawan dengan
orang alim orang pandai tetapi masih dikuasai oleh nafsunya, yang senantiasa
nuruti nafsunya. Yang senantiasa LINNAFSI BINNAFSI yang senantiasa berbuat
perbuatan yang dikecam oleh Alloh SWT, perbuatan yang merugikan pada umat dan
masyarkat sekalipun alim, tapi ilmunya itu berbahasa, tidak manfaat !.
كُلُّ عَالِمٍ لاَ
يَنْفَعُ بِعِلْمِهِ هُوَ وَإِبْلِيْسُ سَوَآءٌ
Semua
orang alim, orang yang tahu, tapi tidak memanfaatkan ilmunya, tidak
memanfaatkan apa yang dia ketahui, itu sama dengan iblis. Diantara kita para
hadirin-hadirot, sudah tahu LILLAH BILLAH itu apa. Sampai di manakah
konsekwensinya kita para hadirin-hadirot terhadap apa yang kita ketahui itu
mari para hadirin-hadirot, kita koreksi. Kita tahu ilmu LILLAH BILLAH LIROSUUL BIRROSUL, tahu LINNAFSI
BINNAFSI.apa sudah konsekwen!. Semua orang alim orang yang berilmu yang tidak
konsekwen dengan ilmunya, itu sama dengan iblis bahkan lebih sesat dan lebih
menyesatkan dari pada iblis!.
Para hadirin-hadirot, ini sungguh soal yang ...
menguntungkan apabila kita sungguh-sungguh, dan merugikan atau menghancurkan apabila
kita tledor, glonjom ...!.
Para hadirin-hadirot, umumnya dari kita, dari masyarakat,
dari kita bangsa Indonesia,
balikan dari sebagian besar umat manusia sedunia, pada umumnya banyak sekali
soal-soal yang pokok yang prinsip yang sudah diketahui oleh mereka. Tahu itu baik, ini buruk,
tapi justru sebagian besar umat manusia malah menjalankan yang buruk,
menjalankan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain, menjalankan
soal-soal yang dikecam oleh Alloh SWT Ini pada umumnya. Diantara kita para
hadirin-hadirot, bagaimana ?. Apakah ya idem seperti itukah, atau bagaimana.
Dan di samping itu, kita semua harus bertanggung jawab para hadirin-hadirot.
Bertanggung jawab!.
Pada
minggu yang lalu, atau dua minggu yang latu kalau saya tidak salah pernah saya
utarakan ada peringatan batiniyah dari salah seorang kawan pengamal wahidiyah
sendiri. Yaitu, maksudnya sayang…….!. Kalau Pengamal Wahidiyah terutama di
dalam bermujahadahnya kurang bersungguh-sungguh, hanya sambil lalu saja !.
oleh
Alloh SWT. Sayangnya di dalam mereka
berjuang kurang bersungguh-sungguh. Ini peringatan dari .....dari ghoib para
hadirin-hadirot. Lha ini apakah cocok dengan fakta dan kenyataan kita, ini
terserah kepada Seandainya sungguh-sungguh mereka di dalam
mujahadah-mujahadahnya, sudah dulu-dulu diberi pertolongan yang gilang-gemilang
kita masing-masing.
Di
dalam kita Mujahadah berdepe-depe pada Alloh SWT wa Rosulihi SAW sudah
sungguh-sungguh atau belum para hadirin-hadirot. Kita lillah billah, lirrosul
birrosul, didalam kita berjuang apakah sudah sungguh-sungguh atau sambil lalu
para hadirin-hadirot ! Mari kita koreksi !...
Sayangnya,
para Pengamal Wahidiyah di dalam mereka berjuang, didalam mereka berdepe-depe
di hadapan Alloh SWT wa Rosuulihi SAW hanya maaf, hanya “tulak sumpah” Masih kurang sekali Ya mudah mudahan
pengajian pagi ini benar-benar dirdloi Alloh SWT, membawa kemajuan besar yang
sebanyak-banyaknya!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar