Senin, 07 Juli 2014

berkawan dg si bejad - al hikam

{وَلَأَنْ تَصْحَبَ جَاهِلاً لاَ يَرْضَى عَنْ نَفْسِهِ خَيْرً لَكَ مِنْ أَنْ تَصْحَبَ عَالِـمًا يَرْضَى عَنْ نَفْسِهِ}
            Dan sekiranya engkau berkawan dengan orang bodoh, buta huruf tapi anti terhadap nafsunya, itu lebih dari pada berkawan dengan orang yang alim orang cerdik orang pandai tapi masih dijajah oleh imperialis nafsunya.
            Oleh karena, berkawan itu nular atau mempengaruhi, anak yang berkawan dengan anak lain yang nakal, dia ketularan menjadi anak nakal. Berkawan dengan orang yang bejad akhlaqnya, sedikit banyak ketularan. Berkawan dengan orang yang senaiatiasa dikuasai oleh nafsu, LINNAFSI BINNAFSI, ketularan ! oleh karena itu di sini diperingatkan jangan sampai berkawan dengan orang yang akhlaqnya bejad, orang yang tidak senantiasa LILLAH BILLAH !. Tetapi berkawanlah dengan orang yang baik akhlaqnya yang anti pada nafsunya.
            Itu dalam bidang peningkatan kesadaran kecuali dalam bidang penyiaran, bidang penyiaran malah harus mempergauli orang-orang yang bejad untuk di tolong di selamatkan dari kebejatanya!. Bidang berkawan harus dari orang-orang yang akhlaq-akhalqnya lebib baik !. Jadi dalam bidang penyiaran justru kita  harus banyak mempergauli orang-orang bejad untuk ditolong di selamatkan dari kebejatanya!. Bidang berkawan harus dari orang-orang yang akhlaq-akhalqnya lebib baik !. Jadi dalam bidang penyiaran justru kita  harus banyak mempergauli orang-orang yang rusak-rusak. Ibarat orang sakit yang parah harus didahulukan selak keburu mati otomatis jika ada kemungkinan dan terutama mereka-mereka yang masih ada harapan. Harapan untuk sembuh dari kebejatan akhlaqnya. Insya Allah dalam bidang penyiaran ini asal sungguh-suagguh Insya Allah tertolong. Asal kita sungguh-sungguh didalam kita menolong mereka yang sangat parah itu.
            Jadi kembali lagi, “ WA LAANTASHAB JAAHILAN LA YARDLO 'AN NAFSIHI KHOIRUN MIN AN TASHAB ‘AALIMAN   YARDLO 'AN NAFSIHI’'. Berkawan dengan orang bodoh, yang buta huruf yang tidak dikuasai nafsunya malah dapat menguasai mengarahkan nafsunya, itu lebih baik dari pada berkawan dengan orang alim orang pandai tetapi masih dikuasai oleh nafsunya, yang senantiasa nuruti nafsunya. Yang senantiasa LINNAFSI BINNAFSI yang senantiasa berbuat perbuatan yang dikecam oleh Alloh SWT, perbuatan yang merugikan pada umat dan masyarkat sekalipun alim, tapi ilmunya itu berbahasa, tidak manfaat !.
كُلُّ عَالِمٍ لاَ يَنْفَعُ بِعِلْمِهِ هُوَ وَإِبْلِيْسُ سَوَآءٌ
            Semua orang alim, orang yang tahu, tapi tidak memanfaatkan ilmunya, tidak memanfaatkan apa yang dia ketahui, itu sama dengan iblis. Diantara kita para hadirin-hadirot, sudah tahu LILLAH BILLAH itu apa. Sampai di manakah konsekwensinya kita para hadirin-hadirot terhadap apa yang kita ketahui itu mari para hadirin-hadirot, kita koreksi. Kita tahu ilmu LILLAH  BILLAH LIROSUUL BIRROSUL, tahu LINNAFSI BINNAFSI.apa sudah konsekwen!. Semua orang alim orang yang berilmu yang tidak konsekwen dengan ilmunya, itu sama dengan iblis bahkan lebih sesat dan lebih menyesatkan  dari pada iblis!.
            Para hadirin-hadirot, ini sungguh soal yang ... menguntungkan apabila kita sungguh-sungguh, dan merugikan atau menghancurkan apabila kita tledor, glonjom ...!.
            Para hadirin-hadirot, umumnya dari kita, dari masyarakat, dari kita bangsa Indonesia, balikan dari sebagian besar umat manusia sedunia, pada umumnya banyak sekali soal-soal yang pokok yang prinsip yang sudah diketahui oleh mereka. Tahu itu baik, ini buruk, tapi justru sebagian besar umat manusia malah menjalankan yang buruk, menjalankan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain, menjalankan soal-soal yang dikecam oleh Alloh SWT Ini pada umumnya. Diantara kita para hadirin-hadirot, bagaimana ?. Apakah ya idem seperti itukah, atau bagaimana. Dan di samping itu, kita semua harus bertanggung jawab para hadirin-hadirot. Bertanggung jawab!.
            Pada minggu yang lalu, atau dua minggu yang latu kalau saya tidak salah pernah saya utarakan ada peringatan batiniyah dari salah seorang kawan pengamal wahidiyah sendiri. Yaitu, maksudnya sayang…….!. Kalau Pengamal Wahidiyah terutama di dalam bermujahadahnya kurang bersungguh-sungguh, hanya sambil lalu saja !.
            oleh Alloh SWT.  Sayangnya di dalam mereka berjuang kurang bersungguh-sungguh. Ini peringatan dari .....dari ghoib para hadirin-hadirot. Lha ini apakah cocok dengan fakta dan kenyataan kita, ini terserah kepada Seandainya sungguh-sungguh mereka di dalam mujahadah-mujahadahnya, sudah dulu-dulu diberi pertolongan yang gilang-gemilang kita masing-masing.
           
            Di dalam kita Mujahadah berdepe-depe pada Alloh SWT wa Rosulihi SAW sudah sungguh-sungguh atau belum para hadirin-hadirot. Kita lillah billah, lirrosul birrosul, didalam kita berjuang apakah sudah sungguh-sungguh atau sambil lalu para hadirin-hadirot ! Mari kita koreksi !...
            Sayangnya, para Pengamal Wahidiyah di dalam mereka berjuang, didalam mereka berdepe-depe di hadapan Alloh SWT wa Rosuulihi SAW hanya maaf, hanya “tulak sumpah”  Masih kurang sekali Ya mudah mudahan pengajian pagi ini benar-benar dirdloi Alloh SWT, membawa kemajuan besar yang sebanyak-banyaknya!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar